photo hhhhhhhhiii_zps9dd37855.jpeg" />  photo hhdrhhdhdrhdh_zps2794a59b.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />

Sabtu, 29 Agustus 2015

Lima Faktor Prediksi Ekonomi Global 2015

LIMA FAKTOR PREDIKSI EKONOMI GLOBAL 2015


Menyikapi akhir tahun 2014, global ekonomi menunjukkan tanda-tanda melemah dengan resiko penurunan signifikan. Kemungkinan adanya beberapa risiko tersebut akan terwujud tahun depan, meninggalkan kondisi ekonomi global memburuk dibandingkan tahun 2014. Kami membuat lima prediksi yang diperkirakan akan membentuk prospek ekonomi global pada tahun 2015 dan seterusnya.
 
Napak tilas selama tahun 2014, perkiraan kami untuk tahun 2014 adalah adanya pemulihan moderat terhadap perekonomian dunia yang memungkinkan keluar dengan tertib dari US Quantitative Easing (QE) dan kembalinya pertumbuhan global ke tingkat sebelum krisis. Namun, pada faktanya hasil yang dicapai berbeda dari harapan semula.
 
Pemulihan Amerika Serikat tidak seutuhnya merata di tahun 2014, dengan pertumbuhan negatif pada kuartal  pertama, diikuti oleh dua kuartal pertumbuhan pesat. Pemulihan awal Zona Euro tersendat, meninggalkan kondisi mata uang mendekati resesi dan risiko deflasi. Jepang tetap terjebak dalam deflasi – meskipun adanya ekspansi besar pada neraca keuangan Bank of Japan dan depresiasi signifikan pada mata uang Yen – kembali lagi jatuh dalam resesi pada kuartal ketiga.
 
Pertumbuhan Cina  tetap di angka 7 persen dengan serangkaian stimulus fiskal dan moneter, namun penurunan harga pasar selama tujuh bulan terakhir telah secara signifikan melemahkan konsumsi swasta. Emerging Markets (EMS) terus melambat ditengah penurunan harga komoditas dan  tanggapan kebijakan tidak seimbang. Perkembangan di Gulf Cooperation Council (GCC) dan Sub-Sahara Africa (SSA) tetap kuat pada perbelanjaan infrastruktur yang tinggi; akan tetapi, harga minyak baru-baru ini merosot tajam menguakkan bayangan pada momentum pertumbuhan kedepannya.
 
Selain itu, kejutan terbesar adalah terjadinya tekanan disinflasi berkelanjutan pada ekonomi global. Kami sudah mengingatkan mengenai resiko Great Deflation (lihat Economic Commentary 19 Oktober 2014). Sejak itu, resiko tersebut tampaknya mulai terbentuk. Kelemahan pada global kian melonjak dari prediksi yang mengakibatkan harga komoditas terus menurun. Berdasarkan The IMF Global Commodity Index, penurunan mencapai 17,4 persen selama dua belas bulan tercatat di November, mencerminkan penurunan harga minyak menjadi 23,2 persen dan 5,8 persen pada komoditas lainnya. Tekanan kuat disinflasi ini mungkin akan menjadi faktor penentu pada pertumbuhan ekonomi global selanjutnya.
 
Kedepannya, berikut penjelasan lima faktor yang memprediksikan pergerakan ekonomi global tahun 2015:
 
1. US Federal Reserve (FED) tidak akan menaikkan kebijakan suku bunga di tahun 2015. Tidak seperti prediksi konsensus untuk kenaikkan di kuartal kedua 2015, kami percaya tekanan global disinflasi dan penguatan mata uang US dollar berkelanjutan diprediksi akan mengarah angka inflasi menjadi nil bagi negara Amerika Serikat di tahun 2015. Hasilnya, Fed tidak memiliki rasional mendasar untuk menaikkan suku bunga sejalan dengan ekspektasi inflasi akan berada dibawah target inflasi sekitar 2 persen. Apabila Fed menaikkan kebijakan suku bunga, maka dampak terhadap ekonomi global akan memburuk siginifikan.
 
2. Zona Euro akan memasuki deflasi dan resesi. Penurunan tajam pada harga minyak belakangan ini mendorong Zona Euro ke periode resesi di tahun 2015, meskipun European Central Bank (ECB) dengan segala upaya menghindari kondisi tersebut , namun akan tetap memicu penurunan konsumsi dan investasi, sehingga timbul resesi pada mata uang secara umum.
 
3. Momentum pertumbuhan Cina melambat ditengah-tengah deflasi beresiko tinggi. Menurunnya harga pasar dan komoditas global akan terus menghambat kebutuhan domestik seiring dengan tekanan deflasi. Pihak otoritas Cina mungkin berusaha untuk menstimulasi ekonomi lebih lanjut diatas kebijakan stimulus yang ada, namun tidak cukup untuk menghindari perlambatan pertumbuhan yang signifikan.
 
4. Beberapa ekspor minyak dari EMs kemungkinan akan menimbulkan dampak krisis pada neraca keuangan. Penurunan substansial di minyak kelapa sawit (CPO) menghasilkan obligasi piutang bagi negara-negara seperti Rusia dan Venezuela. Kondisi ini membawa dampak menular di seluruh EMs sehingga besar kemungkinan untuk  insitutisi internasional menangani permasalahan yang terjadi.
 
5. Harga komoditas yang lebih rendah dan lemahnya ekonomi global dapat akan menyiratkan perlambatan dalam momentum pertumbuhan yang kuat bagi GCC dan Negara-negara SSA selaku negara pengekspor minyak; khususnya dengan harga minyak yang jatuh akan melalui pengkajian ulang implementasi program infrastruktur investasi pada dua wilayah. Negara pengecualian adalah Qatar, yang mana persiapan program World Cup untuk tahun 2022 akan tetap diimplementasikan sesuai rencana.
 
Secara menyeluruh, perkembangan global di tahun 2015 akan menurun signifikan dibandingkan tahun 2014. Berdasarkan IMF World Economic Outlook bulan Oktober 2014 lalu, tercatat global ekonomi diprediksikan meningkat dari 3,3 persen di 2014 menjadi 3,8 persen di tahun 2015. Apabila prediksi tersebut terjadi, maka kemungkinan besar perkembangan ekonomi global hanya naik dari 1,5 persen menjadi 2,0 persen. Seperti kata pepatah, “Berharap yang terbaik, persiapkan yang terburuk”.
 

Related Posts

Lima Faktor Prediksi Ekonomi Global 2015
4/ 5
Oleh

Berlangganan Melalui email

Jika Anda Menyukai Postingan Kami, Silahkan Subcribe Untuk Mendapatkan Updatenya Melalui Email.