photo hhhhhhhhiii_zps9dd37855.jpeg" />  photo hhdrhhdhdrhdh_zps2794a59b.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />

Selasa, 01 Desember 2015

LBH Jakarta Kecam Represifitas Aparat Kepolisian Terhadap Mahasiswa Papua

Sumber : Google Image
WARTAKAMPUS, Jakarta -- Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Veronica Koman, mengecam penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya, pada Selasa (1/12) ini. Veronica menjelaskan penangkapan tersebut hanya menunjukkan sikap represif pemerintah.
"Agenda mereka hanya menyampaikan kebebasan ekspresi dan pendapat mengenai hari identitas Papua. Polisi malah bersikap represif. Padahal, kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun," kata Veronica saat dihubungi CNN Indonesia.

Veronica memperkirakan hingga saat ini, sekitar seratusan mahasiswa Papua sudah diamankan Polda Metro Jaya dan dibawa dengan truk. Meskipun demikian, aksi unjuk rasa masih terus saja berlangsung. 

"Tadi pagi 22 sudah diamankan. Sekarang sekitar seratusan lebih sudah diangkut dengan truk," ujar Veronica." Ada satu koordinator dari LBH Jakarta juga yang hendak dibawa ke Polda Metro."

Mengenai aksi hari ini, Veronica mengaku para mahasiswa telah memberikan surat pemberitahuan kepada Polda Metro Jaya. Namun, dia mengaku kepolisian selalu bersikap represif jika terkait dengan aksi yang melibatkan gerakan kemerdekaan Papua.

Lebih jauh, dia kemudian meminta agar masyarakat dan pemerintah sadar untuk tidak membatasi dan merampas identitas warga Papua. Dia juga meminta agar kepolisian tidak menjatuhkan stigma kepada para pengunjuk rasa di bundaran HI.

"Mereka bukan bagian dari Organisasi Papua Merdeka. Mereka hanya mahasiswa," ujarnya.

Sebelumnya, demonstrasi puluhan warga dan mahasiswa asal Papua di sekitar Bundaran Hotel Indonesia berlangsung ricuh. Puluhan peserta demonstrasi ditangkap polisi setelah terjadi aksi lempar batu dan tembakan gas air mata.

Massa asal Papua yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) mulai berdemonstrasi di sekitar Bundaran HI pada pukul 08.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Sekitar pukul 08.40 WIB, aksi dihadang oleh polisi di depan Hotel Mandarin Oriental. "Polisi memerintahkan anggotanya untuk melakukan penggeledahan," kata Citra, pengacara publik LBH Jakarta.

Pada saat penggeledahan, salah satu peserta demonstrasi terlihat menggunakan ikat kepala bermotif bintang kejora. Citra berkata, seorang polisi menyuruh peserta demonstrasi itu melepas ikat kepalanya. "Lalu terjadilah keributan," katanya.

Berdasarkan pengamatan CNN Indonesia, aksi lempar batu juga turut mewarnai bentrok mahasiswa dan polisi. Anggota kepolisian juga beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah massa demonstrasi.

Dalam keterangan tertulisnya, AMP menuntut empat hal kepada pemerintah, yakni memberikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua, menggantikan, menarik anggota TNI menuju dan dari Papua, serta memberikan referendum bagi warga Papua.

Related Posts

LBH Jakarta Kecam Represifitas Aparat Kepolisian Terhadap Mahasiswa Papua
4/ 5
Oleh

Berlangganan Melalui email

Jika Anda Menyukai Postingan Kami, Silahkan Subcribe Untuk Mendapatkan Updatenya Melalui Email.