Sumber Foto : Google Image |
Sienna Zoe
Nama saya Sienna Zoe, saya berasal dari Australia. Saya adalah seorang
mahasiswi dari salah satu Universitas di Australia. Awal Maret 2015 kemarin saya
berkunjung ke Indonesia untuk beberapa keperluan selain liburan, salah satunya
ialah mengamati perkembangan Gerakan mahasiswa di Indonesia. Indonesia
sepengetahuanku adalah salah-satu negara yang gerakan mahasiswanya begitu
dinamis dari masa ke masa. Berbagai macam kelompok mahasiswa lahir dan menorehkan
sejarahnya dalam mengemban tugas seperti yang dikatakan Bung Karno yaitu penyambung lidah rakyat, atau mungkin seperti
lafalan-lafalan yang dibangga-banggakan mahasiswa Indonesia yaitu “Agent Of
Change”, walau pada kenyataannya banyak juga yang menodai kebanggaan itu.
Sejak berdirinya rezim kedua
yaitu Orde Baru, gerakan mahasiswa seakan tak terlihat lagi. tapi ternyata
tidak ! gerakan mahasiswa justru lebih massif dengan kontradiksi yang
dilahirkan orde baru, walaupun geraknya dibawa tanah. Tapi harus diakui bahwa
gerakan mahasiswa di zaman orde baru tak terlihat dan terdengar oleh kaca mata
penguasa karena mulut-mulutnya di sumbat oleh represif dan kebijakan-kebijakan
yang mempersempit ruang gerak mahasiswa yang sedikit radikal dan menentang
kekuasaan pada waktu itu. namun terbukti jelas kemassifannya, puncaknya di
tahun 97-98 setelah krisis yang dialami oleh Indonesia yang kemudian dijadikan
momentum yang pas oleh beberapa unsur mahasiswa yang tadinya sibuk di bawa
tanah untuk kemudian bangkit ke atas dan memassifkan gerakannya di depan
penguasa.
Gerakan mahasiswa dan rakyat
berhasil menumbangkan Soeharto walaupun tak sedikit juga mahasiswa-mahasiswa
yang menjadi korban di beberapa peristiwa yang serangkaian di tahun 97-98
tersebut.
Setelah berakhirnya orde baru,
yang pada awalnya mahasiswa teriak Revolusi namun pada kenyataannya
Reformasilah yang menjadi solusi yang sampai hari ini belum juga menuai
perubahan yang signifikan.
Beberapa tahun setelah
berakhirnya orde baru, gerakan mahasiswa justru mengalami kemunduran. padahal
kebebasan berorganisasi dan berpendapat sudah semakin diperluas ruangnya. Semua
itu tidak terlepas dari beberapa kebijakan yang pada orde baru dilahirkan namun
kini masih saja ada dan diberlakukan.
NKK / BKK menjadi salah satu bukti
kongkrit pemasung gerakan mahasiswa secara soft.
NKK / BKK datang sebagai alat untuk meredam kegiatan mahasiswa yang
terfokus sibuk di luar kampus. maksudnya, NKK / BKK seakan mengikis eksistensi
organisasi-organisasi eksternal kampus memaksa mahasiswa lebih aktif dan sibuk
didalam kampus entah itu menjadi seorang akademisi tulen atau sibuk di UKM –UKM
kampus. Itulah yang disebut terperangkap dalam tempurung atau mungkin harimau
forum yang telah patah taring.
Gerakan mahasiswa yang meredup
itu, ditambah lagi dengan penyakit-penyakit lainnya seperti sektarian atau
eksklusif dalam geraknya. di Indonesia gerakan mahasiswa di bagi dalam beberapa
specturm (pertama) mahasiswa yang
berorientasikan demokrasi kerakyatan atau sayap kiri dan gerakan mahasiswa yang
moralis reformis atau sering disebutnya Cipayung.
Dalam tulisan ku ini saya akan
sedikit menyinggung soal gerakan mahasiswa cipayung yang secara kuantitas tak
di ragukan lagi namun dalam pencapaian geraknya seakan tumpang tindih dengan
kuantitasnya. beberapa organisasi yang sempat saya kunjungi diantaranya GMKI Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia, GMNI
Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia, PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, HMI
Himpunan Mahasiswa Islam, dan
Terakhir IMM Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah. dari diskusi dengan beberapa teman dari berbagi unsur gerakan
mahasiswa yang kutuliskan diatas, baru kuketahui bahwa, gerakan mahasiswa
cipayung ternyata mempunyai relasi kuat dengan beberapa partai politik, itulah
yang kemudian menjadi salah-satu pendorong secara kuantitas tak mampu disaingi.
Sebut saja HMI, beberapa senior-seniornya merupakan kader-kader beberapa partai
politik di Indonesia, belum lagi PMII yang beberapa tahun ini memutus relasi
secara hirarki dengan NU (Organisasi Islam terbesar di Indonesia) yang juga
sempat ikut dalam partai demokrasi di Indonesia walau sekarang lebih condong ke
PKB, kemudian IMM yang menyambung kedekatan dengan PAN, dan kemudian GMNI yang
secara terang menjadi underbow Partai
yang saat ini berkuasa di Indonesia yaitu PDIP.
Namun harus di akui juga bahwa gerakan
mahasiswa cipayung menjadi bagian dari beberapa prestasi yang pernah di capai
oleh Gerakan mahasiswa secara keseluruhan. HMI yang merupakan organisasi Islam
yang tertua, juga dalam sejarahnya banyak memberikan kontribusi dalam gerakan
mahasiswa terkhusus mahasiswa Islam di Indonesia.
Pada kenyataannya hari ini, Rezim
kerakyatan yang berkuasa (katanya). namun secara realisasinya justru sudah
banyak peristiwa yang terjadi belum mampu diselesaikan dengan benar serta kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan yang menunjukkan bahwa rezim hari ini tidak pro terhadap
rakyat Indonesia.
kembali lagi kita mempertanyakan,
dimanakah organisasi mahasiswa yang kaderisasinya tak terputus itu ? apakah
masih eksis menyikapi issu-issu yang ada ? atau kah justru sibuk beronani di
dalam kampusnya.
dibalik kesibukan interen PMII,
IMM, GMKI, dan HMI. saya terpukau dengan kemassifan Gerakan Mahasiswa
pembebasan yang merupakan undebow organisasi
Islam yang berperspektif Syariat Islam atau yang sering kita dengan
ke-khilafah-an. setelah mengikuti berita maupun terlibat langsung dengan
aktifitas GEMA PEMBEBASAN, ada beberapa kesimpulan yang dapat saya ambil,
pertama, kemassifan gerakan yang selalu dibangun beriringan dengan kaderisasi
yang juga terus berjalan.
GEMA PEMBEBASAN aktif juga menyelenggarakan
pendidikan-pendidikan dikampus maupun diluar kampus, diskusi atau dialog
terbuka hampir tiap saat terdengar dan tersiarkan sebagai salah-satu bentuk
propaganda gerakan. dan menyikapi issu lokal, nasional bahkan internasional pun
sering kita dengar dan lihat, entah melakukan aksi demonstrasi ataupun aksi
yang sepesifiknya berbentuk forum. menurutku itu salah-satu bentuk kerja
politik yang matang dan bertujuan matang pula.
Walaupun GEMA PEMBEBASAN termasuk
minoriti dalam hal kuantitas, setidaknya mereka mampu mempertahankan eksistensinya
dalam menyikapi issu-issu yang ada. dalam hal perspektif, harus diakui juga
bahwa GEMA PEMBEBASAN yang secara langsung terintegrasi dengan Hisbuttahrir
Indonesia HTI bertujuan membangun kembali kerajaan Tuhan atau Khilafah, yang
pada dasarnya tidak hanya meliputi satu daerah/kota, negara atau wilayah tapi
skala dunia.
Pandangan subyektifku, memang
tidak serta-merta meng-iya-kan apa yang kemudian menjadi ujung perjuangan
teman-teman di GEMA PEMBEBASAN ataupun HTI, bukan atas dasar “saya “ yang
beragama Nasrani, tetapi pada kenyataannya Khilafah belumlah menjadi sesuatu
yang mendesak untuk menjadi penawar bagi sistem ekonomi-politik kapitalisme
yang bervisi Neo-liberalisme. Namun tidak juga kemudian menolak dan menghakiminya
dengan vonis justifikasi “Checkmate”. Menurutku semua individu atau pun
kelompok bebas berargumen ataupun berpendapat, bebas menggagas
tawaran-tawarannya untuk perubahan keseluruhan di Dunia ini, yang terpenting
ialah bagaimana merasionalisasi gagasan itu dan bagaimana memperjuangkannya.
Terima Kasih.
SIENNA ZOE : GEMA PEMBEBASAN Lebih Massif Dari Sesamanya “Ormas Mahasiswa Background Islam”
4/
5
Oleh
Unknown