Sumber : Google Image |
WARTAKAMPUS, Opini - Inilah cara jitu mengekspresikan pikiran dan ide menjadi lebih baik dan jelas. Ingat, menjadi penulis hebat sekaliber Pramudia Ananta Toer atau penulis dunia lainnya memerlukan latihan dan pengetahuan. Namun, dengan kerja keras dan perjuangan yang hebat bisa dipastikan kita suatu hari nanti akan diikuti oleh orang lain yang juga akan bercita-cita ingin seperti Anda! Sang Penulis Hebat.
METODE I DASAR-DASAR TEKNIK MENULIS YANG BAIK
1. Jadikan sesuatu menjadi aktif. Salah satu bentuk paling umum tulisan yang buruk adalah penggunaan kalimat pasif yang berlebihan. Kalimat pasif mengubah objek suatu tindakan menjadi subjek kalimat dengan bentuk kata kerja seperti “X telah diserang oleh Y” dan bukan menggunakan kalimat sederhana “Y menyerang X.” Belajarlah untuk menghindari bentuk kalimat seperti ini sebisa mungkin.
”Novel itu ditulis oleh Frank saat masih kuliah” adalah bentuk kalimat pasif. “Frank menulis novel itu saat masih kuliah” adalah bentuk kalimat aktif.
Menggunakan kalimat pasif tidak selalu buruk. Kadang-kadang tak ada cara yang tepat untuk membuat pernyataan aktif atau kadang-kadang Anda menginginkan sentuhan yang lebih ringan sehingga pembentukan kalimat pasif dimungkinkan. Namun, ikutilah aturan berikut ini sebelum mulai membuat pengecualian.
2. Gunakan kata-kata yang kuat. Tulisan yang baik memiliki unsur ketepatan, mengggugah perasaan, dan dibumbui dengan hal-hal tak terduga. Menggunakan kata kerja atau kata sifat yang tepat dapat mengubah sebuah kalimat yang tidak menginspirasi menjadi kalimat yang akan diingat dan dikutip orang di masa mendatang. Carilah kata-kata yang spesifik sebisa mungkin. Usahakan untuk tidak mengulang kata yang sama terus-menerus kecuali Anda sedang mencoba membuat ritme kalimat.
Salah satu pengecualian dalam hal ini adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan dialog. Tulisan yang buruk berisi kalimat-kalimat “”ia berkomentar” dan “ia menjawab.” “Ucapan” yang ditempatkan dengan baik bisa menjadi luar biasa, namun seringkali kata yang sederhana seperti “katanya” akan lebih berhasil. Mungkin akan terasa canggung menggunakan “katanya” terus-menerus, namun mengubah hal yang tidak perlu akan membuat pembaca lebih sulit untuk mengikuti alur percakapan dari awal sampai akhir. Ketika menulis dialog, Anda ingin pembaca mendengarkan suara karakter-karakter yang ada dalam tulisan, bukan suara Anda.
Kuat bukan berarti sulit dimengerti atau lebih rumit. Jangan gunakan kata “reduksi” jika Anda bisa menggunakan kata “pengurangan”. “Ia memobilisasi massa ” tidak lebih baik daripada “Ia mengerahkan massa.” Jika Anda memiliki kemungkinan untuk menggunakan kata “terorganisir”, gunakan saja. Namun, jika kata “teratur” lebih memungkinkan dan tidak terdengar rumit, gunakan kata ini.
3. Hilangkan hal-hal yang tidak penting. Tulisan yang baik adalah tulisan yang sederhana, jelas, dan langsung pada tujuannya. Tulisan yang berisi 50 kata tidak akan berarti jika bisa ditulis hanya dengan 20 kata saja. Tulisan yang baik menggunakan kata-kata yang tepat dan bukan menggunakan kata-kata yang hanya memenuhi halaman. Rasanya mungkin menyenangkan untuk mengemas semua ide dan detail ke dalam satu kalimat, namun kemungkinan kalimat tersebut sulit untuk dimengerti. Jika sebuah frasa tidak menambahkan sesuatu yang bernilai, maka hilangkan saja.
Kata keterangan adalah penolong klasik tulisan yang biasa-biasa saja. Penempatan kata keterangan yang baik akan menyenangkan, namun seringkali kata keterangan yang kita gunakan sudah diterangkan secara tidak langsung oleh kata kerja atau kata sifat. Bisa juga akan diterangkan dengan kata yang lebih menggugah. Jangan tulis “menjerit penuh ketakutan”. Kata “menjerit”sudah menggambarkan ketakutan. Jika Anda melihat tulisan Anda sudah penuh dengan kata-kata “dengan/secara”, mungkin sudah waktunya untuk mengevaluasi sejenak dan lebih fokus pada tulisan Anda.
Menghilangkan hal-hal yang tidak penting kadang-kadang paling baik dilakukan pada tahap pengeditan. Anda tak harus terobsesi menemukan cara yang paling singkat untuk memfrasakan setiap kalimat. Tuliskan semua ide dan lanjutkan mengedit hal-hal yang tidak penting.
Tulisan Anda tidak hanya hadir di ruang kosong. Tulisan harus dirasakan bersama imajinasi pembaca. Anda tak perlu menggambarkan setiap detail jika beberapa kalimat yang baik mendorong pikiran pembaca untuk membayangkan jalan ceritanya. Letakkan kalimat pada posisi yang tepat dan biarkan pembaca menghubungkannya.
4. Jangan memberi petunjuk. Daripada membuat pembaca tenggelam dalam penjelasan yang panjang tentang latar belakang karakter atau makna alur cerita, cobalah untuk membiarkan pembaca menemukan ide yang sama melalui kata-kata, perasaan, dan tindakan karakter dalam cerita. Khususnya dalam cerita fiksi, melakukan langkah klasik yang merupakan saran penulis andal ini adalah salah satu pelajaran paling penting yang dapat dipelajari seorang penulis.
5. Hindari hal-hal klise. Hal-hal klise adalah frasa, ide, atau situasi yang tampak tidak orisinil. Hal-hal klise mungkin memiliki kekuatan pada satu sisi, namun penggunaannya terlalu berlebihan sehingga hanya memiliki nilai yang kecil kecuali diimajinasikan kembali dengan cara-cara yang kreatif. Sulit untuk mengatakan secara tepat apa yang membuat sesuatu menjadi klise, namun lebih dari itu, seperti halnya pornografi, Anda akan mengetahuinya jika Anda melihatnya.
"Malam itu begitu gelap dan terjadi badai” adalah contoh klasik frasa yang klise, bahkan sekarang menjadi konsep yang klise. Bandingkan dengan kalimat-kalimat pembuka yang berhubungan dengan cuaca berikut ini:
”Suatu hari yang dingin dan cerah di bulan April, waktu menunjukkan pukul satu siang.”—1984, karya George Orwell.Hari itu tidak gelap, tidak ada badai, dan bukan malam hari. Namun, Anda dapat mengetahui dari awal sesuatu yang tidak cukup tepat di tahun 1984.
Langit di atas pelabuhan adalah warna-warna televisi, menyiarkan saluran yang mati” —Neuromancer, karya William Gibson, Dalam buku yang sama terdapat pula kata “ruang maya. ” Kalimat ini tak hanya memberikan laporan cuaca, namun pembaca juga ditempatkan berada dalam dunia yang tidak menyenangkan.
”Hari itu adalah saat di mana nenekku meledak kemarahannya.”— The Crow Road, karya Iain Banks.
”Saat itu merupakan masa-masa terbaik, Saat itu merupakan masa-masa terburuk, saat itu merupakan masa kebijaksanaan, saat itu merupakan masa kebodohan, saat itu merupakan masa kepercayaan, saat itu merupakan masa keraguan, saat itu merupakan musim cahaya, saat itu merupakan musim kegelapan, saat itu merupakan musim semi harapan, saat itu merupakan musim dingin keputusasaan, kita memiliki segalanya sebelumnya, kita tak punya apa-apa sebelumnya, kita semua akan langsung menuju Surga, kita semua akan langsung menuju jalan lain-kesimpulannya, masa tersebut begitu jauh seperti masa saat ini, sebagian pihak berkuasa yang paling bersuara memaksa untuk didengar, demi kebaikan atau kejahatan, hanya pada tingkat perbandingan tertinggi.” —A Tale of Two Cities, karya Charles Dickens. Cuaca, emosi, umpatan, dan keputusasaan. Dickens membungkus semuanya dengan kalimat pembuka yang membuat pembaca siap mengikuti cerita selanjutnya.
6. Mendobrak aturan. Penulis-penulis terbaik tak hanya mengikuti aturan-mereka tahu kapan dan bagaimana cara mendobraknya. Segala sesuatu yang berasal dari tata bahasa tradisional hingga saran tentang penulisan di atas bisa dilakukan jika Anda tahu bahwa keluar dari jalur akan meningkatkan tulisan Anda. Kuncinya adalah Anda harus selalu menulis dengan cukup baik dan dengan sengaja mendobrak aturan.
METODE II BACALAH TULISAN DENGAN ANTUSIAS
1. Bacalah satu atau bahkan sepuluh buku. Baca dan pahamilah karya-karya penulis besar dan berpengaruh untuk mempelajari apa yang memungkinkan dalam cerita. Dengan membenamkan diri dalam pikiran penulis-penulis yang memberikan cerita dan ide paling berpengaruh di dunia, Anda akan memperluas kosakata, membangun pengetahuan, dan memelihara imajinasi.
Carilah cara yang berbeda dalam menyusun tulisan atau menyajikan cerita.
Cobalah untuk membandingkan pendekatan pengarang yang berbeda dengan subjek yang sama untuk melihat kesamaan dan perbedaannya. Misalnya, Death of Ivan Ilych karya Tolstoy dengan The Snows of Kilimanjaro karya Hemingway.
2. Temukan kiasan-kiasan yang ada dalam kebudayaan kita. Anda mungkin tidak menyadarinya. Namun buku, film, dan media-media lainnya mengandung referensi dan penghormatan terhadap karya sastra yang hebat. Dengan membaca karya-karya klasik, Anda akan membangun sebuah kumpulan pengetahuan yang berbudaya yang akan memberi informasi lebih baik bagi tulisan Anda.
3. Pastikan Anda paham mengapa sebuah karya klasik dianggap hebat. Saat membaca novel The Catcher in the Rye, sangatlah mungkin Anda tidak langsung “memahaminya” atau melihat nilainya. Jika ini terjadi, cobalah membaca sebuah atau dua buah esai tentang novel tersebut untuk mempelajari mengapa karya tersebut begitu berpengaruh dan efektif. Dengan begitu, Anda akan menemukan berbagai makna yang mungkin Anda lewatkan dalam novel tersebut. Memahami apa yang membuat sebuah tulisan menjadi hebat adalah salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan menulis.
4. Menonton teater. Ya, menonton pertunjukan drama memang sebuah kegiatan pasif, seperti menonton televisi atau film di bioskop. Tak ada sedikit pun aktivitas membaca yang dilakukan. Namun, menonton drama akan menghidupkan imajinasi Anda dengan cara yang tidak terduga.
Pertunjukan teater seperti kata-kata yang datang ke dalam kehidupan, hanya dengan interpretasi sutradara dan penyampaian akting para aktornya sebagai filter antara naskah pengarang dan telinga Anda. Teater melebihi apa yang disuguhkan sebuah film.
5. Bacalah majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Karya sastra bukanlah satu-satunya sumber ide. Dunia penuh dengan orang-orang, tempat, dan peristiwa yang menarik yang akan menginspirasi pikiran Anda sebagai penulis.
6. Ketahuilah kapan Anda harus melepaskan diri dari berbagai pengaruh. Seringkali terjadi Anda telah menyelesaikan sebuah novel yang bagus dan merasa senang dengan hasilnya. Namun, saat Anda membacanya kembali, novel Anda tampak tidak orisinal, mirip dengan karya pengarang yang bukunya baru saja Anda baca. Anda dapat mempelajari segalanya dari para penulis hebat, namun Anda perlu untuk mengembangkan gaya Anda sendiri. Belajarlah untuk melepaskan berbagai pengaruh dengan latihan menulis bebas, meninjau karya-karya Anda sebelumnya, atau bahkan merangsang pikiran secara mendalam.
7. Edit, edit, edit. Jangan percaya pada guru bahasa Inggris. Tak ada maha karya yang “sempurna” dalam menulis. Setiap pengarang bisa menemukan sesuatu untuk diubah bahkan dalam karya-karya besarnya jika mereka memeriksanya. Pengeditan adalah salah satu bagian terpenting dalam proses penulisan. Setelah selesai menulis, luangkan waktu satu hari untuk membaca kembali tulisan Anda dengan mata yang segar, untuk meneliti kesalahan penulisan, memeriksa seluruh paragraf, atau apa saja yang bisa membuat tulisan Anda menjadi lebih baik. Setelah selesai mengedit, baca lagi berulang-ulang.
METODE III TULIS SEBANYAK-BANYAKNYA
1. Milikilah sebuah notes. Bukan sembarang notes, namun pilihlah yang berkualitas bagus yang bisa dibawa ke mana-mana. Ide muncul kapan saja dan Anda tentu ingin menampung ide-ide yang sering muncul tersebut sebelum hilang, seperti mimpi yang rasanya benar-benar indah saat Anda tidur tadi malam.
2. Tulislah ide apa saja yang keluar dari pikiran. Judul, subjudul, topik, karakter, situasi, frasa, metafora, apa saja yang akan menyalakan imajinasi Anda nantinya ketika sudah siap.
3. Penuhi notebook dengan berbagai ide dan lakukan terus. Ketika And selesai menulis, berikan label pada tulisan tersebut berikut tanggal penulisan dan catatan-catatan secara umum, sehingga Anda bisa membacanya kembali ketika Anda memerlukan dorongan semangat untuk menulis kreatif.
4. Bergabunglah dengan kelompok pelatihan penulisan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan dan tetap termotivasi adalah berkomunikasi dengan penulis-penulis lain dan mencari masukan untuk tulisan Anda. Carilah grup menulis online atau yang ada di kota Anda. Dalam grup ini, para anggota biasanya akan membaca tulisan satu sama lain dan mendiskusikan apa yang disukai dan tidak disukai dan bagaimana suatu tulisan bisa ditingkatkan. Anda akan tahu bahwa memberi dan menerima masukan akan membantu Anda untuk belajar hal-hal yang bernilai untuk meningkatkan kemampuan menulis.
5. Menulislah setiap hari. Tulislah buku harian, berkirim surat dengan sahabat pena, atau meluangkan waktu sekitar satu jam untuk menulis apa saja. Tentukan sebuah topik dan mulailah menulis. Topiknya bisa apa saja. Idenya adalah menulis, menulis, dan menulis. Menulis adalah kemampuan yang membutuhkan latihan dan otot yang bisa diperkuat dan dipelihara dengan latihan yang benar.
METODE IV MERANGKAI CERITA
1. Tentukan sebuah topik dan susunlah jalan cerita secara umum. Tak perlu rumit, cerita tersebut dimaksudkan agar mudah dipahami maksudnya. Misalnya, tentang cerita film-film klasik Hollywood: seorang pria bertemu wanita, pria berpacaran dengan wanita, pria kehilangan kekasihnya, pria mendapatkan kembali kekasihnya. Adegan-adegan pengejaran bisa ditambahkan kemudian.
2. Tulislah sebuah garis besar. Hal yang menggoda adalah mulai menulis dan berusaha membuat hal-hal yang tidak terduga dan mengubah alur cerita. Jangan lakukan! Garis besar yang sederhana sekalipun akan membantu Anda untuk melihat gambaran besar dan menghemat waktu agar Anda tak perlu sering –sering menulis ulang cerita Anda. Mulailah dengan jalan cerita yang mendasar dan kembangkan bagian per bagian. Sempurnakanlah cerita dan isilah minimal dengan karakter utama, lokasi, periode waktu, dan suasana hati.
Perhatikanlah, pada sebuah garis besar ada 4 bagian cerita di mana bagian terakhir merupakan bagian terbesar dari cerita. Jika ada bagian garis besar cerita yang memerlukan banyak kata untuk menggambarkannya, buatlah sebuah sub-garis besar untuk membagi bagian tersebut agar mudah disusun.
3. Tulislah konsep pertama. Anda sekarang siap untuk memulai tulisan “kasar” atau yang dikenal dengan konsep pertama! Dengan menggunakan garis besar, sempurnakan karakter dan ceritanya.
4. Sediakan ruang dalam cerita untuk menambahkan karakter dan apa yang membuat mereka seperti itu. Berikan sedikit cerita tentang masing-masing karakter. Meskipun Anda tidak menambahkan informasi tersebut, cerita akan memberikan kesan bagaimana karakter tersebut bertindak dalam situasi tertentu.
5. Jangan takut untuk pindah ke bagian lain. Jika Anda tiba-tiba memiliki ide brilian tentang bagaimana menyelesaikan akhir cerita, namun Anda masih menulis bab 1, tulis saja! Jangan biarkan sebuah ide terbuang percuma.
6. Biarkan cerita yang mengarahkan Anda. Biarkan cerita mengalir dan Anda akan menemukan arah yang tak terduga, namun sangat menarik. Anda masih menjadi sutradaranya, namun tetaplah terbuka terhadap inspirasi lain.
7. Selesaikan konsep pertama. Jangan buru-buru untuk menyempurnakan cerita. Biarkan cerita mengalir di atas kertas. Jika Anda menyadari 2/3 dari jalan cerita berkisah tentang duta besar negara Dubai, buatlah catatan dan selesaikan cerita dengan tokoh wanitanya sebagai seorang duta besar. Jangan kembali ke awal dan mulai menulis kembali bagian tokoh tersebut sampai Anda selesai dengan konsep pertama.
8. Tulislah lagi dan lagi. Ingatlah konsep pertama! Sekarang Anda akan menulisnya dari awal. Mengetahui semua detail cerita pada saat ini akan membuat karakter Anda jauh lebih nyata dan dapat dipercaya. Sekarang Anda tahu mengapa tokoh pria ada di pesawat dan mengapa tokoh wanita berdandan seperti anak punk.
9. Tulislah cerita sampai akhir. Saat Anda selesai dengan konsep kedua, Anda akan memiliki semua informasi tentang cerita, karakter,alur cerita utama, dan sub-alur cerita yang diterangkan.
10. Bacalah ulang dan minta pendapat atas karya Anda. Sekarang Anda sudah menyelesaikan konsep kedua. Waktunya untuk membaca cerita tersebut. Bacalah dengan netral sehingga paling tidak Anda dapat bersikap objektif. Mintalah beberapa teman yang Anda hargai pendapatnya untuk membaca karya Anda.
11. Tulislah konsep terakhir. Berbekal catatan hasil membaca cerita tersebut dan masukan dari teman atau penerbit, lanjutkan cerita Anda sekali lagi dan selesaikanlah. Sempurnakan bagian akhirnya, selesaikan konfliknya, hilangkan karakter-karakter yang tidak menambah bobot cerita.
Tips-tips Menulis Dengan Baik
4/
5
Oleh
Unknown