Sumber Foto : Google Image |
Gerakan
mahasiswa dari sepanjang sejarah perlawanannya, memberikan keunikan tersendiri
dalam setiap gerak perjuangan mahasiswa menuntut keadilan bagi setiap
masyarakat yang tertindas dan "bodoh". Apakah gerakan perlawanan
mereka dilandasi oleh kesadaran, atau sebatas memperlihatkan popularitas intelektulisme
mahasiswa.? Baik atau buruknya gerakan mahasiswa, tetap menjadi pelajaran
sejarah perlawan atas ketidak adilan sistem yang ada.
Apa yang
bisa kita ambil dari sejarah gerakan mahasiswa ini.? Ada beberapa buah
pelajaran yang bisa kita petik, yang pertama adalah pengetahuan. dengan
pengetahuan ini, kita bisa melihat dan merasakan dengan sadar bahwa
ketertindasan itu ada, kemudian dengan pengetahuan pulalah kita bisa memberikan
solusi dari sistem yang menindas itu. Gerakan rakyat yang tidak sadar atas
ketertindasannya, dengan pengetahuan, gerakan-gerakan yang ada dalam sejarah
manusia, menjadi landasan teori progresif untuk melakukan suatu perubahan yang
benar-benar memihak terhadap kepentingan massa rakyat seluruhnya.
Dengan
kesalahan-kesalahan gerakan mahasiswa, dimana gerakan mahasiswa hanya bisa
menumbangkan penguasa sistem tanpah merobah sistem yang ada, ini adalah
pelajaran besar bagi gerakan-gerakan selanjutnya, baik itu gerakan buruh, tani,
nelayan,pemuda, siswa/pelajar maupun gerakan mahasiswa itu sendiri. Dengan
kemajuan kesadaran gerakan-gerakan mahasiswa, mahasiswa akan sadar bahwa
kegagalan pola gerakan meraka karena tidak adanya pendukung dari gerakan rakyat
umumnya, gerakan mahasiswa hanya dijadikan sebagai gerakan seremonial saja,
atau gerakan yang bertujuan untuk mengejar persoalan popularitas atas penguasa.
Ketika penguasa memandang gerakan mahasiswa sebagai landasan dari munculnya
gerakan-gerakan rakyat, maka penguasapun merekrut dan memberikan posisi yang
lebih nyaman, dan watak perlawanannyapun akan hilang di telan posisi yang
menyenangkan itu (persis yang terjadi pada tahun 1965 baca: soe hok gie, dan
1998 dimana massa mahasiswa dari berbagai kampus mengepung gedung Dewan
Perwakilan Rkayat DPR-RI).
Tidak bisa
kita pungkiri bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan elitis dan mempunyai sikap
inkonsistenan dalam keberpihakan. Apakah gerakan mahasiswa berpihak atas rakyat
tertindas atau berpihak pada penguasa yang menindas yang didukung sistem yang
menindas pula. Dengan kesadaran lebih maju dari gerakan mahasiswa adalah
bagaimana gerakan mahasiswa tahu atas masa depan, baik itu masadepan mahasiswa
maupun masa depan rakyat tertindas. Ketika mahasiswa, pemuda, dan pelajar dalam
tataran gerak yang mekanis maka orientasi gerakannyapun akan membawa kesengsaraan
baru atas rakyat pada umumnya.
Pertarungan
ummat manusia sepanjang sejarahnya akan pecah ketika titik klimaks penindasan
yang dilakukan penguasa dengan menggunakan modal sebagai senjatah ampuhnya.
Posisi gerakan mahasiswa, pemuda, dan pelajar ada dimana.? Apakah membantu kaum
penindas ataukah kaum yang tertindas.
Mahasiswa
Berpihak Pada Penindas Ataukah Rakyat Tertindas.?
Kita kembali
lagi pada rekaman sejarah perlawanan mahasiswa, di negara manapun, gerakan
mahasiswa mengkonsolidasikan diri untuk melakukan protes tajam terhadap
penguasa yang tak berpihak pada massa rakyat tertindas. Sejarah gerakan
mahasiswa dinunia Eropa, Amerika Latin, sampai di Asia (termasuk indonesia)
melakukan aksi pemberontakan yang mengarah pada kepentingan rakyat tertindas, massa
mahasiswa yang tergantung dengan orang tua mereka dalam menjalani gerak
intelektualitasnya, dengan adanaya keterkantungan secara ekonomis massa
mahasiswa dengan orang tua mereka, dapat mengakibatkan potensi besar, dimana
integritas arah gerakan mahasiswa yang dahulunya mempertahankan dan
memperjuangkan kepentinga mayoritas massa rakyat tertindas berputar arah
memusuhi rakyat dan mendukung kepentingan modal (kapitalisme, imperialisme,
kolonialisme).
Mahasiswa
adalah masyarakat intelektual yang mempunyai waktu luang yang luang untuk
melakukan aktivitas dalam menganalisa dan merancang berbagai solusi dari
ketidak stabilan, penindasan, dan penghisapan kehidupan di masyarakat dan
kehidupan didalam kampus dibawah kontrol penguasa yang menganut paham kapitalisme,
Neo-liberalisme.
Dengan
terpaksa massa mahasiswa dengan segala keluguan mereka dalam proses transisi
dari sistem yang menindas menuju sistem yang memanusiakan-manusia, merancang
berbagai strategi-taktik untuk melawan sang peguasa kampus yang menjadikan kampus
sebaga ajang merauk keuntungan yang besar, dimana mahasiswa/siswa dalam
transaksi barter yang memakai materi uang sebagai standar yang legal dalam
transaksi pasar pendidikan. Siswa sebagai konsumen (pelanggan yang ditetapkan
waktunya), dalam transaksi tersebut membuat massa mahasiswa dengan semangat
kebebasannya melakukan pemberontakan-pemberontakan kecil di kampus mereka yang
penuh dengan diskriminatif, pembodohan, dan lebih parah lagi adalah penyumbang
sia-sia atas modal pendidikan.
Pengepungan
kampus yang dilakukan oleh massa mahasiswa, seperti yang terjadi di dunia Eropa
(prancis, inggris, jerman, italy, dll) masa mahasiswa melakukan pemogokan
kuliah karena tuntutan-tuntutan mereka tak dipenuhi dan yang lebih memonjol
pada warna gerakan mereka adalah, karena adanya sistem yang ada dinegara mereka
yang hanya menindas kaum mayoritas massa rakyat pekerja (buruh) dimana
kebayakan dari mahasiswa mempunyai orang tua yang pendapatannya rendah, karena
upah orang tua mereka rendah tidak mencukupi biaya pendidikan para maka akan
berdampak secara langsung kepada massa mahasiswa yang orangtuanya bekerja
sebagai buruh yang upahnya rendah. Dengan adanya kondisi seperti ini, maka
dengan kesadaran massa mahasiswa akan mengarah pada penghapusan sistem
penindasan dan penghisapan manusia atas manusia, tetapi, massa mahasiswa dengan
watak ke-intelektuala-nya yang merupakan borjuis kecil, klas menengah yang
dengan tanpa kesadaran revolusioner akan mengarah pada keberpihakan terhadap
kaum borjuis besar.
Dengan
adanya kondisi seperti ini juga yang harus diperhatikan para massa mahasiswa
yang progresif revolusioner, hegemoni kapitalistik yang individualis
mendominasi dalam ranah hidup manusia baik di pabrik, aktivitas masyarakat,
sekolah, kampus dll. membuat kita sadar bahwa perjuangan sangatlah susah,
tetapi bukan berarti, penghapusan atas sistem penidasan (revolusi) itu mustahil
adanya. Kita mengingat dasar pemikiran kita yaitu dialektika dimana hukum
negasi ke negasi akan tetap ada dalam basis material objektif, dan basis material
itu adalah penindasan yang dialami mayoritas massa rakyat tertindas (buruh,
tani, nelayan, kaum miskin kota, desa dan mahasiswa/pelajar).
Gerakan
Massa Mahasiswa Dan Massa Rakyat Tertindas
Gerakan
mahasiswa, pemuda, pelajar dan rakyat adalah dua kekuatan gerakan perubahan
yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, meskipun darai massa gerakan
mahasiswa yang cenderung ke kekuatan modal tetapi dengan kesdarannya
membangkitkan semangat perlawanan di segala lini disgalah sektor rakyat
tertindas, secara pribadi menurutku tentang gerakan mahasiswa sebagai agen
perubah sangatlah istimewah meskipun sepanjang sejarah mahasiswa yang selalu
mengarah pada kondisi perebutan kekuasaan.
Gerakan
mahasiswa bukan sebagai agen perubah yang secara fundamental, tetapi justru
dengan gerakan mahasiswa melakukan sebuah agitasi propaganda kepada mayoritas
rakyat tertindas untuk melakukan perlawan terhadap sistem kapitalisme yang
menghisap hasil kerja dari klas pekerja. Dengan adanya penghisapan dan
penidasan terhadap rakyat pekerja, maka gerakan rakyatlah (pemberontakan klas
pekerja) sebagai tonggak daripada perubahan untuk keluar dari penghisapan dan
penindasan sistem kapitalisme menuju sistem yang memanusiakan-manusia.
Penulis : Busta Tato
Apakah Mahasiswa "Benar" Agen perubahan ?
4/
5
Oleh
Unknown