(tulisan ini mengandung beberapa cerita dan
informasi fiktiv belaka/heleng, semua ini hanya menjadi bahan pelatihan
penulisan dan berpikir imajinatif yang setidaknya mengundang tawa dari para
pembaca)
Peradaban dunia semakin berkembang dan maju seiring
dengan waktu yang juga tak pernah berhenti berputar walau hanya sejenak. Mulai
dari teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, paradigma, sampai pada tata bahasa
yang mulai melahirkan istilah-istilah baru. Indonesia dalam keragaman bahasanya
memberikan keunikan tersendiri dalam bertutur kata dari setiap orang dengan
budaya dan bahasa masing-masing. Bahasa di Indonesia menjadi pertanda
tersendiri seseorang itu darimana atau berasal dari mana. Bahasa dan logat
adalah satu kesatuan yang tidak bisa di cerai beraikan. maka dari itu selain
bahasa, logat juga merupakan salah satu hal yang begitu penting untuk
menunjukkan identitas diri, lebih spesifiknya lagi kita berasal darimana.
Berbicara soal bahasa pastinya tidak terlepas dari
perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, budaya dan lain-lain seperti yang di
sebutkan tadi, Dan juga berbicara tentang sesuatu yang ada saat ini pastinya
tidak terlepas juga dari yang namanya asal muasal sesuatu itu (sejarahnya).
Mengapresiasi keragaman bahasa dan perkembangan bahasa saat ini, pada tulisan
kali ini saya akan lebih terfokus membahas tentang istilah-istilah yang lahir
dengan sedemikian rupa dan makna. Dan untuk memperuncing lagi pembahasan, kita
akan terfokus pada istilah “Perhelengan”. Istilah yang lahir dari kalangan
pemuda Desa Batetangnga atau yang orang lebih kenalnya sebagai Kanang dengan
beragam buah-buahannya dan berbagai macam tempat wisata alamnya.
Hampir di setiap hari kata “Heleng” ini akan anda temui
atau dengar dari sela dialog yang terjadi di kalangan pemuda-pemuda tempat di
mana lahirnya istilah ini. Sampai saat ini, dari tim peneliti istilah
perhelengan (Pa’helengan Resource Tim) masih dalam proses pengumpulan data
untuk mengupas lebih lengkap asal muasal istilah perhelengan. Pada dasarnya
istilah ini tidak serta merta lahir begitu saja, namun pastinya ada faktor yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab musabab (latar belakang) lahirnya istilah
ini. Dan itu juga yang menjadi objek kajian dan penelitian yang belum tuntas
dari Pa’helengan Resource Tim hingga saat ini. Data dari beberapa narasumber
menunjukkan bahwa istilah ini di peruntuhkan untuk seseorang yang tengah
berbohong atau bercerita yang tidak benar. Setelah meneliti dari sudut
kehidupan pemuda-pemuda yang berkeliaran di sudut desa batetangnga,
bercengkrama dan berdialog bersama mereka akhirnya kami menemukan berbagai
macam kejanggalan. Maksudnya cerita yang di berikan pemuda-pemuda tersebut serasa
karangan atau dongengan yang bertujuan untuk mengelabui si lawan bicara atau
dialog, tepatnya telah terjadi Pa’helengan. Dari kejadian itu kami akhirnya
bisa memberikan keimpulan yang masih dalam penelitian berlanjut atau belum
menjadi kesimpulan akhir. Yaitu istilah ini lahir dari sekelompok pemuda, yang
dimana di antara pemuda itu ada satu orang atau tokoh yang yang menjadi sentral
Pa’helengan yang di setiap harinya lebih banyak memberikan cerita yang tidak
benar atau tapatnya “kebohongan”, sehingga kawan-kawannya memberikan istilah
pada saat “ia” berbicara yaitu “HELENG”. Namun yang menjadi pertanyaan
selanjutnya adalah kenapa harus kata Heleng dan maknanya seperti apa atau
kesinambungan antara kata Bohong dan helem. Dalam kamus bahasa
indonesia Helem dan Bohong adalah dua kata yang begitu jauh berbeda secara
harfiah (abjad) maupun secara maknanya. Dimana kita ketahui bahwa Helem adalah
kata benda dan Bohong adalah kata sifat. Maka dari itu kita akan meneliti dan
mengkaji bersama-sama istilah Pa’helengan (pembohongan) ini.
Secara defenitif yang di berikan pemuda-pemuda yang
melahirkan istilah ini, Perhelengan berartiPembohongan, Pendustaan. Maknanya
ialah orang yang sering berbohong atau bercerita yang tidak benar adanya,
berarti dia sedang melakukan Perhelengan atau Mappa’heleng (perhelengan
dalam bahasa Pattae’). Ketika kita merujuk pada tata bahasa pattae’ berarti
kita akan mampu mengklasifikasikannya dari Pa’helengan yang berarti pembohongan,
mappa’ heleng yang berarti membohongi. Secara tidak langsung kita
akan mengetahui kata dasar dari Pa’helengan ataupun mappa’heleng yaitu heleng
yang pada dasarnya dalam bahasa indonesia yang baku adalah helem, atau
benda yang berpungsi untuk melindungi kepala bagi pengendara motor (secara
harfiah dalam bahasa indonesia baku). Saya akan berikan contoh dialog dari tiga
orang untuk kita bisa memahami kapan dan tepatnya dengan kondisi, nada,
intonasi, serta ritme seperti apa kata atau istilah Heleng akan muncul dari
sebuah percakapan atau dialog. Berikut contoh dialog dari si A, si B, dan si C.
Dialog berawal dari cerita seru yang di tuturkan oleh si A yang baru pulang
dari jakarta.
Si A: coyyy.... wattu diona jakarta, sitammuna ariel kujamai sitopi
limanna, nabengan sitopa baju sola kase’ sidinna (Kaset CD).....
si B: ahhh.... tonganna ???
(tiba-tiba datang si C)
si C: hummm.... heleng.. heleng.... heleng.... (dengan sedikit sinis)
si B: ahhh.... tonganna ???
(tiba-tiba datang si C)
si C: hummm.... heleng.. heleng.... heleng.... (dengan sedikit sinis)
(Maaf kami
hanya bisa menyajikan dalam bahasa Pattae’)
Setelah mengamati dialog di atas, kita pastinya sudah
tahu kapan istilah Heleng ini akan muncul di sebuah dialog. Yaitu pada saat
mendengarkan cerita dari salah seorang lawan bicara dengan cerita yang belum
rill kebenarannya/faktanya.
Dari sejarahnya, Heleng bukanlah
kata atau istilah pertama yang menjadi julukan bagi seseorang yang biasa
berbohong. Sebelumnya kita pasti pernah mendengar istilah “Maulana” (makkarang
bomi Maulana), “passambo ulu”, “tai” dll. Dari beberapa istilah tadi yang
mungkin masih banyak istilah sebelumnya yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu. Passambo ulu’ dan Tai bisa jadi menjadi cikal bakal atau
embrio lahirnya istilah Heleng. Kembali secara defenitif dari kata Passambo ulu
dan Tai, passambo ulu dalam bahasa Pattae berarti penutup kepala dan Tai yang
berarti kotoran makhluk hidup. Tai di artikan sebagai kebohongan dan menutupi
kepala atau Samboi ulu sebagai dalih ketidak percayaan. Untuk lebih jelasnya
lagi kami akan sajikan kembali sebuah contoh percakapan atau dialog yang masih
di perankan oleh si A, si B, dan si C.
si A: cooyyyy.... sitammu na ngena cewe’ lalan limbong lebok (permandian
Biru, salah satu tempat wisata di kanang), ta’ masai na ia mara padoloi pilaku
nomoro’ HP ku....
si B: aiisssss.... tala’ liu bom Tainna
si C: samboi ulummu pea.....!!!
si B: aiisssss.... tala’ liu bom Tainna
si C: samboi ulummu pea.....!!!
Merujuk pada kalimat dari si B,tala’
liu bom tainna yang bermakna Selalunya berbohong kepada si A yang
belum jelas kevalidan ceritanya, dan menyambungkan dengan sahutan dari si C, samboi
ulummu pea yang bernada perintah untuk segera menutup kepala sebagai dalih
ketidak percayaan atas cerita dari si A.Ini sama halnya dengan dialog pada
istilah perhelangan di atas, jadi yang berbeda hanyalah istilahnya namun
maknanya sama saja. Sekarang kita akan meneliti dari setiap arti dan makna kata
dari bahasa Indonesia, passambo ulu berarti penutup kepala yang
artinya ketika ada yang berbohong atau tittai untuk menunjukkan sikap
ketidak percayaan kita harus segera menutup kepala atau samboi ulu. Sekarang
kembali ke pembahasan awal yaitu istilah Heleng, seperti yang telah di jelaskan
di atas bahwa Heleng atau Helem dalam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai
penutup kepala atau passambo ulu. Berarti benar bahwa makna dari kedua
istilah yang berbeda ini adalah sama saja, namun karna pekembangan zaman yang
mempengaruhi akhirnya peralihan kata yang awalnya passambo ulu berubah
menjadi heleng yang lebih singkat. Jika memang benar Heleng adalah
pembaharuan kata atau istilah dari Passambo ulu, berarti prediksi awal sudah
tepat yaitu Passambo ulu adalah cikal bakal lahirnya istilah Heleng.
Seperti yang saya katakan di atas,
bahwa Istilah Heleng ini masih dalam proses pengkajian mendalam dan penelitian
yang belum menemui hasil akhirnya. Maka oleh karna itu kami dari Pa’helengan
Resource Tim hanya bisa menyajikan beberapa kajian singkat dan sedikit
informasi tentang asal muasal dari istilah Pa’helengan atau Heleng. Semua itu
karna kekurangan data dan ketakutan kami mewawancarai para narasumber yang kami
anggap mempunyai andil dalam lahirnya istilah ini. Karena takut akan data yang
di berikannya hanya sebuah kepalsuan belaka atau Heleng. Untuk lebih lanjutnya
mari kita mendiskusikan bersma-sama tentang istilah Heleng ini. Namun tetap
berhati-hati atau waspada akan diskusi yang berakhir menjadi Perhelangan.
Terima kasih.
Penaniang, 01 Desember 2014
Penaniang, 01 Desember 2014
Asal Muasal kata “Heleng”
4/
5
Oleh
Redaksi