photo hhhhhhhhiii_zps9dd37855.jpeg" />  photo hhdrhhdhdrhdh_zps2794a59b.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />

Rabu, 03 Desember 2014

Gerakan Mahasiswa Parepare dan Issu Kenaikan BBM

Gerakan Mahasiswa Parepare dan Issu Kenaikan BBMOleh : Ame’ Nomaden (Ketua Umum GPMD SGMK Parepare)
Kado pertama di tahun pertama Presiden yang baru yaitu kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak atau BBM. Mengenai kenaikan harga BBM, mahasiswa-mahasiswa hampir di setiap daerah di Indonesia melakukan Aksi penolakan, Tak luput juga kota parepare yang di kenal sebagai kota pendidikan di bagian selatan sulawesi ini. Bahkan di makassar gejolak penolakan BBM telah berlangsung beberapa hari sampai kepada lahirnya issu-issu baru seperti represif militer dan polisi terhadap Mahasiswa maupun Kampus-kampus mahasiswa tersebut. Kenaikan harga BBM dan kekerasan terhadap mahasiswa serta pengrusakan kampus oleh Pihak kepolisian dan Militer adalah masalah yang kini di hadapi oleh Mahasiswa-mahasiswa Makassar Saat ini. Beda di makassar beda pula di Parepare. Issu Kenaikan BBM sudah lama di wacanakan namun baru akhir-akhir ini Mahasiswa-mahasiswa Parepare memperlihatkan eksistensinya walau dengan masih seperti biasanya yaitu secara Kompromis dan esklusif. UMPAR (Universitas Muhammadiyah Parepare) dan STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) adalah dua kampus yang kini telah memperlihatkan tajinya dalam masalah yang di hadapi rakyat Indonesia atas Rencana Kenaikan BBM. UMPAR dan STAIN yang di kenal sebagai kampus yang banyak menampung Mahasiswa di bandingkan dengan empat kampus lainnya di Kota Parepare. Setelah berita represif Militer terhadap mahasiswa yang menolak kenaikan BBM di Makassar mencuat, baru saat itu terlihat beberapa dari kalangan mahasiswa melakukan Aksinya. Mahasiswa UMPAR adalah Mahasiswa yang pertama kali melakukan Aksinya di momentum kali ini dengan mendatangi Gedung Anggota Dewan. Aksi mahasiswa tersebut belangsung damai karena memang jumlah demonstran masih dalam hitungan jari, namun ternyata telah tercium adanya indikasi Aksi yang di tunggangi oleh pihak Staf dari Kampus UMPAR sendiri. Entah bagaimana fakta yang sebenarnya namun inilah issu yang muncul pasca aksi dari mahasiswa UMPAR tersebut.
Situasi Gerakan mahasiswa sendiri di kota parepare sangatlah bebeda dari Gerakan Mahasiswa pada umumnya. Kurang lebih ada 6 Kampus di kota parepare dan di isi mahasiswa yang cukup lihai dalam mengolah issu yang ada di Internal kampus di bandingkan masalah serius yang ada di eksternal kampus atau lebih tepatnya lingkungan Masyarakat. Organisasi-organisasi pun semakin bertambah di kota parepare ini itu berarti paham-paham pun juga ikut lahir dan berarti semakin mengikis eksistensi persatuan kaum Intelektual ini karena adanya sikap sektarian dan intrik mengintrik sesama mahasiswa secara individu, organisasional/kelompok bahkan memandang Almamater atau Kampus. Organisasi background Islam lebih dominan di kota parepare namun lebih parah lagi sesama background Islam pun juga tak luput dari penyakit sektarian itu. Pertanyaan kemudian yang muncul adalah bagaimana mahasiswa ini kemudian mampu mengawal Masalah besar seperti rencana kenaikan BBM dengan kondisi yang begitu serius juga yang ada di internal mahasiswa tersebut karena menyangkut persoalan persatuan dan kesatuan persepsi serta gerakan.
Pada tanggal 18 November 2014 pada akhirnya mahasiswa kembali turun kejalan dengan melakukan aksi serupa yaitu dengan sikap Menolak Kenaikan BBM. Aksi yang di lakukan oleh mahasiswa STAIN ini di pelopori oleh para petinggi-petinggi mahasiswa atau dari elit Senat Mahasiswa yang menggalang massa di Kampus dengan damai. Aksi yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini di awali dari penggalangan massa di setiap kelas atau jurusan di lingkungan kampus STAIN alhasil ada sebahagian Mahasiswa yang notabenenya mahasiswa semester awal yang ikut intruksi seniornya dengan meninggalkan Kuliah yang sedang berlangsung untuk melakukan Aksi. Aksi dengan beberapa motor dari mahasiswa tersebut melakukan konvoi ke pusat kota parepare tepatnya di Bundaran Blue Band, aksi yang di lakukan secara damai ini namun tetap saja mendapat penilaian dari pihak yang sedang di teriakkan nasibnya yaitu warga sekitar. Warga sekitar berpendapat bahwa “Aksi mahasiswa boleh-boleh saja, itu adalah bagian dari Demokrasi namun Aksi dengan konvoi dari beberapa motor dan pengendara yang ugal-ugalan justru semakin menunjukkan watak geng motor bukan seorang mahasiswa,” Kata salah seorang Tukang Ojek yang berpangkalan di sekitar bundaran Blue Band itu. Warga juga kesal dengan Aksi mahasiswa yang sengaja mengeraskan Knalpot Motornya karena membuat bising serta keributan dan juga dengan mengendarai motor dengan ugal-ugalan membuat warga kesal karena resiko kecelakaan bisa saja menghampiri mahasiswa tersebut maupun warga yang juga sedang berkendara dan yang sedang berjalan kaki di pinggir jalan.
Aksi mahasiswa bukannya mendapat dukungan namun lebih kepada ocehan dan penilaian buruk dari masyarakat karena perilaku mahasiswa-mahasiswa tersebut. Bahkan seorang warga yang bernama bapak S mengatakan “kalau memang mahasiswa-mahasiswa ini berniat menolak kenaikan BBM, kenapa mereka justru membuang-buang bensin dengan melakukan konvoi keliling kota kemudian juga pastinya akan lebih menambah polusi yang mengotori udara parepare.” Mungkin memang seperti itulah aksi normatif/ekonomis yang mungkin hanya berlangsung selama issu itu mencuat dan tidak ada keberlanjutan dari sikap yang telah di sepakati. Aksi yang di lakukan oleh mahasiswa STAIN ini juga tetap mengundang bau-bau represif dari kepolisian buktinya setelah mendatangi gedung DPRD Kota Parepare dan sejenak berorasi di Bundaran Blue Band tujuan akhirnya tiba di mana pihak yang paling bersinggungan dengan masalah Kenaikan BBM ini yaitu PT. PERTAMINA Cab. Parepare. Aksi yang di jaga ketat oleh pihak kepolisian ini akhirnya membuahkan hasil yang membawa mahasiswa harus kembali melakukan aksi di esok hari dengan massa yang lebih massif. Pertanyaan awal pun kembali mencuat yaitu bagaimana kemudian mahasiswa-mahasiswa ini menggalang massa yang lebih massif dari sebelumnya dengan situasi kondisi yang mengalami kesenjangan persatuan di internal mahasiswa tersebut. Namun anggapan buruk itu pun hilang seketika karena pada tanggal 19 dini hari mahasiswa kembali turun ke jalan dengan massa yang tiga kali lipat lebih banyak dari sebelumnya dan berlindung dalam Aliansi yang telah di sepakati dua kampus ini yaitu UMPAR dan STAIN Aliansi baru itupun melakukan Aksi perdananya di rute yang sama yaitu Kantor DPRD dan terakhir di PT. PERTAMINA Cab. Parepare. AMPERA (Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat) adalah hasil dari konsolidasi dua kampus yang juga pernah mengalami masalah intrik mengintrik sesama mahasiswanya dan juga mungkin sesama para petinggi atau elit borokrasi dari kedua kampus ini. Namun dengan adanya AMPERA semoga ini menjadi langkah awal untuk lebih mengedepankan persatuan mahasiswa di bandingkan gerakan yang esklusif yang sering di lakukan mahasiswa parepare. Hingga akhirnya terbentuk konsolidasi besar-besaran dari semua kampus di kota parepare. 
AMPERA (Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat) akhirnya melakukan aksi perdananya dengan rute yang masih sama seperti pada tanggal 18 kemarin. AMPERA adalah aliansi dari dua kampus yaitu STAIN Parepare dan UMPAR yang sama-sama di pelopori oleh petinggi-petinggi mahasiswa (BEM/Senat Mahasiswa & Dewan Mahasiswa) dari dua kampus tersebut. Seperti biasanya aksi di lakukan di kampus masing-masing yang beraliansi dalam AMPERA pertama sebagai titik kumpul para pelopor ini juga untuk melakukan penggalangan massa yang lebih banyak lagi.
Bersambung .......>>>

Related Posts

Gerakan Mahasiswa Parepare dan Issu Kenaikan BBM
4/ 5
Oleh

Berlangganan Melalui email

Jika Anda Menyukai Postingan Kami, Silahkan Subcribe Untuk Mendapatkan Updatenya Melalui Email.