Sumber : Google Image |
KAPET di canangkan akan rampung di tahun 2015 ini namun karena berbagai macam kendala akhirnya Pemkot belum mampu memprediksi kembali kapan kiranya KAPET ini akan berjalan sesuai dengan masterplan yang sudah ada.
Salah satu yang menjadi kendala adalah persoalan Lahan, walaupun beberapa korporasi asing sudah mendaftarkan diri untuk berinvestasi di KAPET namun permintaannya untuk Pemkot agar segera menyelesaikan persoalan lahan, karena bagi investor tidak akan mau berinvestasi jikalau persoalan lahan belum jelas.
Yang menjadi pertanyaan berikut ialah, jika nanti KAPET benar-benar dan riil sudah berjalan otomatis ribuan buruh akan bermukim di kota parepare sebagai pekerja upahan di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik KAPET, apakah Parepare mampu menjadi Kota yang aman, nyaman dan mensejahterakan baik secara upaha maupun hak-hak normative lainnya bagi seorang buruh atau pekerja upahan.
Belajar dari kota-kota industry besar seperti bekasi, karawang, dan tangerang, tidak betul jika dikatakan bahwa buruh dan non bruh sekalipun masih dibawah garis kemiskinan atau sama sekali tidak menujukkan statistic yang mengarah pada perbaikan-perbaikan sektoral. Seperti halnya pendidikan, kesehatan, bahkan sampai pada partisipasi politik. Justru yang terlihat hanyalah kesenjangan social dan pemukiman kumuh dan tercemari oleh limbah-limbah pabrik asing maupun local.
Berikut kutipan yang sempat kami salin dari sindonews.com :
“Rencana pembangunan kawasan industri terpadu di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), sulit terealisasi tahun ini. Karena masih terkendala ketersediaan lahan. Sesuai masterplan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Parepare, lahan yang harus disediakan Pemda untuk pembangunan kawasan industri terpadu, seluas 50 hektare (ha). Namun, hingga tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare baru bisa membebaskan sekitar 35 ha lahan dan kekurangannya masih cukup banyak yakni 15 ha. Ketua Kapet Parepare, Bonggo Sodding mengatakan, jika proses pengadaan lahan tidak rampung, dipastikan proyek pembangunan kawasan industri terpadu ini akan terkatung-katung. Karena, kata dia, investor tidak akan berani masuk jika ketersediaan lahan tidak jelas. "Kami minta Pemkot Parepare secepatnya menuntaskan pengadaan lahan," jelasnya. Bonggo mengatakan, jika kawasan industri terpadu tersebut jalan, akan sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Parepare dan kabupaten di sekitarnya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Parepare, Zahrial mengakui, proses pembebasan lahan untuk kawasan industri terpadu itu cukup sulit. Menurut Zahrial, penyebabnya karena warga pemilik lahan belum mau melepas tanahnya untuk dibangun kawasan pergudangan. "Ini yang sedang kami cari solusinya," ucapnya. Dia berjanji, dalam waktu dekat, pihaknya akan kembali membahas soal kesiapan lahan tersebut dengan pihak-pihak terkait. "Tetap akan diupayakan," pungkasnya”.
Ciuusss ?!! Sudah Siapkah Parepare Menjadi Kota Industri ?
4/
5
Oleh
Unknown